Kisah novel ini menceritakan tentang 2 orang yang sejak masih dalam
kandungan sudah dijodohkan oleh kedua orang tua mereka
masing-masing.Seiring berjalannya waktu tiba lah masa-masa perjodohan
mereka, sebut saja Adi dan Raihana. Adi tidak tahu menahu tentang siapa
Raihana dia bahkan tidak ingin menikah dengan orang yang tidak ia cintai
tapi karena dia tidak ingin mengecewakan ibu tercintanya terpaksa dia
menikahi Raihana.
Bulan pertama ia lalui tanpa hambatan yang berarti dia ingin
merasakan bagaimana indahnya suasana pengantin baru tapi apa daya dia
sudah berusaha untuk mencintai istrinya tetapi rasa itu tak kunjung tiba
padahal perlakuan Raihana sebagai seorang istri sudah sangat baik.
Bulan-bulan berikutnya dia merasakan kejenuhan yang sangat teramat
sangat.Sampai Raihana pun memberanikan diri untuk bertanya akan sikapnya
dan minta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi pada diri suaminya
itu.Tetapi selalu saja menjawab “tidak apa-apa kok mbak, mungkin aku
belum dewasa! aku mungkin harus belajar berumah tangga, mbak”. Raihana
kaget saat dipanggil “mbak”. “kenapa mas memanggilku Mbak? mas tidak
mencintaiku?”. “Waullahu’alam” jawab suaminya. Dengan mata berkaca-kaca
kemudian Raihana memeluk kaki suaminya ”kalau memang mas tidak
mencintaiku kenapa mas mengucapkan akad nikah itu? aku sangat
mencintaimu mas”.Celakanya suami Raihana tidak meresponnya sama
sekali.Tetapi selama itu pula sikap raihana tidak beubah sedikitpun dia
adalah istri idaman setiap pria tapi apa mau dikata Adi tetap tidak bisa
mencintainya.
Suatu hari suaminya Raihana bermimpi tentang iaa menikah dengan
keponakan dari Ratu Cleopatra. dalammimpi tersebut dia dipilih oleh Ratu
Cleopatra untuk menikahi keponakan tersayangnya “jika kau tidak datang
besok jam 8 malam maka hilanglah kesempatanmu untukmenikahi
keponakanku”.Dan ia pun datang tepat waktu dan disaat iaa ingin menikahi
nya tiba-tiba Raihana membangunkannya untuk menjalankan sholat isya dan
subuh. Wajah suaminya penuh rasa kecewa yang teramat sangat dan
keesokan harinya mereka mendapat undangan aqiqah saudara Raihana dan
mereka diundang untuk menghadirinya.Raihana berfikir pasti kedatangan
mereka snagat dinanti.Benar saja kedatangan mereka disambut dengan suka
cita.Kluarga mereka sangat gembira atas pernikahan kami “pasangan ideal”
panggilan mereka untuk Raihana dan suaminya .Tetapi itu semua sangat
jauh berbeda 180 derajat .ibu Raihana sangat menginginkan cucu dari
kami. Semenjak pulang dari acara tersebut sikap suaminya sedikit berubah
lebih baik . Dan itu berbuah baik,raihana hamil.Setelah kehamilanya
berjalan 6 bulan Raihana meminta izin agar tinggal dirumah orang tuanya
dan dengan senang hati suaminya mengizinkannya.Raihana berpesan agar
mencairkan uang yang ada di ATMnya yang berada dibawah kasur.
Hari-hari dilalui suaminya tanpa Raihana dia sedikit tenang tetapi
memang ada yang berbeda tidak ada yang membuatkan kopi pagi-pagi,tidak
ada yang menyiapkan air hangat untuk mandi,tiidak ada yang menyiapkan
makanan kini semua itu dia lakukan sendiri.Suatu saat dia mendapat tugas
dari kampus untuk mengikuti pelatihan di Puncak selama 10 hari disana
dia bertemu dengan guru bahasa arab dari Mesir, guru bahasa arab dari
Medan dan merekapun kian akrab dan suatu saat guru arab dari medan
bercerita tentang kehidupan rrumah tangganya. Dia menikah dengan seorang
gadis mesir yang cantik, dia menikahi wanita itu tapi tidak murah
menikahinya dia haru memenuhi persyaratannya,dia haru membeikan
mobil,rumah dan aset lainnya selayak lelaki mesir menikahi wanita
mesir.Tahun pertama ia melahirkan anak pertama dan hidup bahagia dan
suatu ketika istrinya diajak tinggal di Indonesia . dan selama tinggal
diIndonesia dia tidak ingin tinggal dengan orang tuanya karena terlalu
kecil.Seiring berjalanya waktu kehidupan mereka di Indonesia pun kian
tepuruk,bisnis yang ia bangun bangkrut,ia ingin agar istrinya menjual
sebagian pehiasanya agar menjadi modal usaha kembali tapi istinya tetap
bersi keras tidak ingin menjualnya.Sampai akhirnya orang tuanya menjual
tanah dan perkebunan untuk modal usaha. Istrinya mengajak pulang ke
Mesir dan rencana disana mereka hanya setengah bulan dan sampai akhirnya
istrinya bilang “Sungguh menyesal menikah denganmu orang Indonesia,
sungguh menyesal,aku minta diceraikan sekarang juga ,aku tidak bisa
hidup bahagia kecuali menikah dengan orang Mesir”. Kata-kata itu sungguh
sangat menyakitkan dan akhirnya kami bercerai.
Tiba-tiba Adi teringat akan Raihana “bagaimana keadaan dia?
kandungannya?apakah ia baik-baik saja” setelah ia selesai pelatihan ia
ingat akan pesan Raihana aga mencairkan uang yang ada diATM dan pada
saat mengambil nya dibawah kasur ia melihat ada surat-surat cinta sempat
berfikir buruk tentang surat itu tapi ternyata itu adalah curahan hati
istrinya sendiri untuk dirinya.Setelah ia membaca surat tersebut tanpa
ia sadarai air mata membasahi pipinya dan ia langsung pergi kerumah
mertuanya ia menayakan kemana Raihana? ibunya menangis terisak isak ”
Raihana dan bayinya telah tiada mereka meninggal seminggu yang lalu” ,”
kami telah beusaha menghubungimu tetapi tidak bisa ,kami tanyakan
kekampus ternyata kamu sedang ada pelatihan di Puncak dan Raihana pun
berpesan agar tidak menggangu kamu bekerja. Mendengar kabar itu Adi
tidak bisa lagi membendung air matanya ia sangat menyesal selama ini
memperlakukan istri sebaik Raihana dengan buruk.